Tuesday, April 10, 2012

PEDULI



Cerita ini pernah kutulis tuk KOKI (Kolom Kita) yg dulu merupakan bagian dr Kompas. Kejadian ini terjadi thn 2005.

Belum lama ini saya ke Jakarta dengan naik kereta api bersama mama & calon suami. Hari ini kereta hampir terisi penuh, mungkin karena week end & menjelang Imlek. Kereta api merupakan tempat bertemu banyak orang dengan berbeda latar belakang. Disana kita bisa jadi orang yg cuek & tidak peduli atau mencoba berinteraksi dgn penumpang lain. Karena kita berangkat pagi hari jadi kita dapat kesempatan berinteraksi lebih banyak daripada kalau kita berangkat pada sore atau malam hari yg kebanyakan dipakai untuk tidur saja. Tempat duduk kami berdekatan  sebuah keluarga muda yg terdiri dari pasangan suami istri & 2 orang putri kecilnya yg berumur 2 & 3 tahun dengan pengasuh mereka.
Saya berkenalan pertama kali dengan putri bungsu, Nadia yg cantik & menggemaskan. Dengan keramahan & keberanian yg khas dari seorang gadis kecil dia menyambut uluran pertemanan saya. Dia memiliki buku tentang binatang dlm bahasa Inggris. Akhirnya kita membaca, mengobrol, menyanyi lagu2 Sekolah Minggu dengan akrab. Ketika kakaknya Celine yg juga cantik & menggemaskan bangun dia bergabung dengan kita. Mereka memanggil saya Tante, calon suami saya dgn Om dan mama saya dgn Oma. Mendadak saya memiliki keluarga baru dalam waktu yg singkat. Perjalanan ini menjadi seperti piknik dgn keluarga besar kita saja yg telah saling mengenal selama bertahun2.
Sepanjang perjalanan kita lalui dgn ceria meski kereta api mengalami keterlambatan karena stasiun Tawang Semarang banjir sehingga kereta harus berputar ke Solo. Ketika penumpang dgn tujuan Semarang & Pekalongan dipindah ke bis, isi gerbong tinggal sedikit. Dalam gerbong ada beberapa anak kecil juga. Ketika saya jalan2 dalam gerbong dgn Nadia & Celine serta pengasuhnya kita berkenalan dengan mereka. Dengan banyaknya teman perjalanan yg baru kita kenal menjadikan perjalanan ini tidak terasa membosankan & melelahkan. Kita bertukar cerita & makanan. :). Ini membuat saya tiba2 merasa kaya dan ada spirit baru ada dlm diri saya.
Mungkin kita semua pernah mendengar ungkapan: Ingatlah untuk berhenti sejenak & mencium bunga2 mawar. Hal ini akan menjadi jeda sejenak yg menyenangkan diantara rutinitas kita yg penuh & kadang bisa menyesakkan. Tetapi seberapa seringkah kita benar2 menyisihkan waktu untuk diri kita dari kehidupan kita yg penuh dgn kesibukan & serba cepat guna memperhatikan dunia di sekeliling kita?  Kita sering terjebak dalam jadwal kesibukan kita, dari soal kerjaan, masalah di rumah yg banyak menghabiskan waktu & energi kita. Hal ini membuat kadang kita bisa melupakan diri kita sendiri apalagi untuk mengingat bahwa masih ada orang2 disekitar kita yg luput dari perhatian kita..
Pengalaman saya dalam perjalanan Surabaya-Jakarta menyadarkan bahwa saya telah terperangkap dalam dunia saya yg sempit & kadang penuh dengan prasangka. Kadang kita sudah punya gambaran yg salah tentang orang lain meski kita belum mengenalnya. Otomatis pikiran2 itu mempengaruhi kita untuk bersikap peduli dengan orang lain. Ketika saya tersenyum & mendapat sambutan yg tulus dari orang lain ini membuat saya bahagia. Ada rasa hangat & ringan dalam diri saya. Ini menjadi hal yg berharga karena selama ini entah sengaja atau tidak kita bersikap cuek, tidak peduli, dingin & tanpa kasih terhadap orang yg asing bagi kita. Bahkan itu juga bisa terjadi terhadap orang yg kita kenal yg ada di sekitar kita yg sering kita jumpai. Bisa dengan alasan menjaga privasi atau sibuk dgn segala aktivitas yg tidak ada habis2nya kita bersikap menjaga jarak dengan orang2 di sekitar kita. Sekedar say hello ke tetangga ketika akan berangkat kantor menjadi hal yg sangat sulit. Wajah seakan beku & membutuhkan usaha yg keras untuk tersenyum. Atau kita lebih memilih untuk pura-pura tidak melihatnya. Padahal dengan sedikit senyum yg tulus kita bisa memecahkan kebekuan yg ada & menjalin persahabatan yg bisa menghangatkan jiwa kita. Ini bisa dimulai dari diri kita sendiri.
Sisihkan waktu sejenak untuk melihat ke sekeliling & benar2 mengamati apa yg tengah berlangsung dihadapan kita saat ini. Hilangkan prasangka yg ada dalam diri kita. Buka mata & hati kita untuk memperhatikan lingkungan sekitar kita. Ketika kita melakukan ini & bahwa pada saat inilah kita bisa menyadari telah melakukan suatu perbedaan dalam kehidupan kita. Hal kecil yg bisa memperkaya kehidupan kita. Jika kita sudah mencoba untuk bersikap ramah & tidak mendapat sambutan yg ramah, jangan berkecil hati. Kita masih bisa mencobanya terus dengan orang yg berbeda.
Berkaitan dengan rasa peduli, terjadi ketika saya mencari keluarga Bpk Andre yg saya ceritakan di atas melalui surat pembaca di sebuah surat kabar di Surabaya. Saya hanya mencantumkan no HP saya. Saya tidak mengira mendapat respon yg cepat dari keluarga bpk Andre. Saya juga mendapat beberapa SMS ada yg memberi saran, ada yg mengirim SMS iklan produk , bahkan ada  yg minta berkenalan lengkap dengan status mereka he..he.. surprise sekali..!! Ada juga seorang bapak yg telp dengan tujuan memberi petunjuk karena dia merasa kenal dengan keluarga ini, ada yg sekedar iseng & ini neh yg nyebelin MISS CALL..Inilah resiko kalau no telp kita terpublikasi & bisa merasakan rasanya jadi selebritis instant he..he 

No comments:

Post a Comment